Kesunyian siang Al-Faqir


Tulisan ini lebih cenderung menggambarkan pengalaman pribadi penulisnya..


Semarang, 16 Februari 2021

Kisah 1

Dijalan aku dipertemukan dengan sepasang suami istri disertai seorang anak..
Mereka berpakaian sederhana (mendekati lusuh)..
Sang ayah memikul karung yang entah apa isinya, dan dibelakang diikuti sang ibu yg menggendong anak kecilnya.. 
Mereka melangkah dengan kaki pemberian Tuhan, pada hiruk pikuknya peradaban modern dengan kendaraan modern yang berseliweran di samping mereka, mereka melangkah tanpa rasa malu maupun keluhkesah..
Entah mengapa aku tertegun dan iri..
Dengan pandangan basirah, aku begitu mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu indah itu..
Betapa tidak.. disana banyak cerminan cinta Ilahi yang ditampakkan padaku..
Andai saja mereka Borjuis, 
Andai saja mereka Kaya raya, 
Andai saja mereka bajunya bagus,
Andai saja mereka dipenuhi oleh perhiasan,
Mungkin aku tidak bisa melihat cinta Ilahi yang ditampakkan pada jalan kesederhanaan itu..
Mungkin yang tampak di mataku hanya kemewahan dan keglamoran dunia, bahkan keinginan untuk menjadi/ mengejar kemewahan dunia juga..

Seolah ada pesan yang ingin disampaikan kepadaku, bahwa 
Inilah tamparan keras, memiliki segalanya bukan menjaminkan kebahagiaan.. 
Toh bagiku kebahagiaan utama berasal dari jiwa, bukan tampak fisik..

Dan kesederhanaan yang dipenuhi rasa syukur bukanlah simbol kebangkrutan, namun jalan lain (bahkan jalan pintas) menuju kebahagiaan jiwa..

Namun disisi lain aku tidak memandang benci terhadap kemewahan dunia modern, bahkan hal ini dimataku indah juga (meski dengan pandangan penuh kehati²an).. ibarat dua sisi mata uang, begitu banyak peluang menggoda yang menjerumuskan dan begitu banyak pula peluang kebaikan/kedermawanan agar berbagi dengan umat yang lainnya..


___________________________________________


Kisah 2

Ku pacu kecepatan motor di angka 40km/jam sambil melirik kiri kanan mencari seseorang yang cocok..
Niat ingin memberi hadiah kepada siapapun yang ku temui (walaupun random)..
Dari kejauhan aku melihat wanita berusia 20an dan anak kecil berusia balita, mereka sedang ngamen..
Saat hendak menawarkan hadiah, mereka menolak..
Disinilah ujian sedang berlaku..
(Kenapa ?)
Jujur saja dihati ada rasa kecewa, kenapa hadiah ditolak? 
Namun aku tersadar..
Ini yang selalu aku lakukan terhadap hadiah dan cintanya Allah..
Aku selalu menyia²kan bahkan acuh tak acuh terhadap semua kenikmatan yang telah diberi.. aku masih saja tidak begitu serius dan tidak sepenuh hati dalam beribadah..
Kusadari.. justru rasa sakit atas penolakan wanita itulah yang telah (mungkin selalu) aku lakukan terhadap Tuhanku.. 
Jahatnya aku..
Namun aku tahu.. Tuhanku tetaplah tuhan yang maha pengasih dan penyayang, dan selalu mengingat Allah berbeda dengan makhluknya..
Seketika aku tersakiti namun seketika aku bahagia, karena aku selalu mengingat bahwa Allah yang maha memaafkan..

Kulanjut memutari jalan..
Bahkan kuputari ulang rute 3-4 kali.. 
Hampir putus asa dan berniat pulang,
Aku melihat seorang pria yang membawa karung..
Ku berhentikan motor.. Berusaha sopan, aku menawarkan hadiah..
Seketika ku bertatapan dengan pria itu..
Awalnya kukira pria tua, namun pria itu muda mungkin seusiaku (25th), dan yang sangat ku herankan wajahnya bersih dan glowing pada dagunya dibubuhi jenggot, seolah-oleh terpancar cahaya bak tetesan embun pagi..
Aku begitu heran..
Namun aku tersadar lagi, begitu banyak pesan yang akan disampaikan oleh Ilahi padaku untuk hari ini..
Terbesit dalam hati, pria goodlooking seperti ini kenapa tidak mencari pekerjaan yang layak, bahkan jika dia mau untuk menjadi orang brengsek dengan uang yang banyak diapun bisa..
Disini aku tersadar kembali, karena Allah begitu sayang padanya, Allah melindunginya dari kotornya kehidupan dunia yang selalu menjunjung tinggi hidup mewah dengan tampilan memukau.. 
Ibarat kue yang luarnya indah menggugah selera namun ketika dipotong dalamnya berisi belatung..

Begitu sayangnya Allah pada pria itu..
Tersentak dan terheran atas hal ini..
Aku lalu pulang dan termenung.. 

Ilahi, apakah aku ini sengaja atau tanpa sengaja telah berbuat dzolim? 
Tunjukkan dan arahkan aku yang al-faqir ini pada jalan yang benar dan yang engkau ridhoi..

Allahualam bisawab..

Komentar